Sabtu, 30 Januari 2016

Apalah Kita

Teringat gaya berdakwah Rasulullah Saw, beliau berdakwah dengan indahnya, bahasa yang santun, aura wajah nan syahdu serta tutur kata nan mudah dipahami.

Baginda diterima di semua kalangan, bahkan musuh pun segan, namun  kepentingan bisa menghancurkan persaudaraan.

Beliau bisa memastikan mengingat siapapun nama orang yang ia jumpai, tersenyum lalu ngobrol hangat, tanpa pilih-pilih.

Baginda selalu bisa memberikan solusi, menengahi, dan menjadi Hakim  yang Adil.

Terkadang ingin rasanya meneladani akhlak Beliau, namun diri ini terlalu sombong dengan gelar, pekerjaan, terlebih jabatan yang seringkali membuat jarak antara orang yang ditemui.

Diri ini terlalu merasa tinggi dari yang lain, lupa bahwa diri ini hanya setetes mani yang hina, tak pantas menyombongkan diri..

Astagfirullah,

Senin, 25 Januari 2016

Awan Hitam

Masih Cerita Kakak Adek

Siang ini awan hitam menghinggapi langit yang tadinya cukup cerah dan indah.
"Bakalan hujan nih kak, kita menepi di pondok ujung aja yuk kak.!" sang adik memotong perjalanan kakaknya dan berusa memimpin perjalanan mereka, di saat perlahan rintik-rintik itu mulai turun.

"Kenapa kita harus menghindar Dek? bukankah hujan selalu membuat kita merasa lebih tenang?" sang kakak berjalan pelan, menikmati setiap tetes yang jatuh di wajahnya dan membuat motif baru di jilbab krem yang dikenakannya.

Sang adik berhenti, mendengar kata-kata sang kakak hanya menambah sendu di hatinya, bagaimana tidak hujan selalu berhasil membuat kakaknya menjadi orang lain, wanita yang perawakan tegas dan lugas berubah menjadi seseorang yang sendu, melow, bahkan sangat cengeng.

"Hujan memang selalu punya cara untuk membuat suasan hati kita berubah kak, tapi seharusnya hujan juga bisa membuat kita mengimajinasikan masa depan kita menjadi lebih baik, move on misalnya, dan tidak terlalu memikirkan masa lalu.!" sang adik berkata dengan bijaknya.

"Wah, kali ini sepertinya bukan tentang kamu dek, tapi tentang kakak." sang kakak memilih duduk di tepain pondok kecil yang memiliki dua buah anak tangga, pondok ini seperti rumah panggung, namun ukurannya jauh sangat-sangat kecil, digunakan untuk istirahat oleh para petani.

"Sajauh apapun kakak berusaha melupakannya kak, ia hanya akan kembali membanyang dalam kehidupan kakak, bahkan menjadi sangat nyata dan sakitnya akan kembali kakak rasakan, seharusnya kakak belajar menerima setiap kejadian yang terlanjur menjadi cerita indah dalam kehidupan kakak."

Sang kakak hanya terdiam, bayang tentang masa lalu itu memang kini membekas nyata dalam hidupnya. Bayang saat ia ditolak mentah-mentah untuk menjadi menantu di salah satu keluarga yang kaya, serta taat beragama, sakit yang ia rasa jauh dari rasa kecewa, bahwa ternyata adat mampu menutupi ketaatan dalam beragama, sesuatu yang selalu ia tentang, namun menjadi boomerang dalam kisah cintanya.

Minggu, 24 Januari 2016

Cerita Kakak dan Adek

Cerita Kakak dan Adek

Pagi di tepian hutan, saat sang kakak beradik menikmati indahnya alam perkampungan mereka, bukit yang bersusun rapi, persahawahan yang membentang indah dan aktifitas warga yang silih berganti mendaki menuju ladang di atas bukit.

"Mencari pendamping hidup itu harus yang tangguh Dek, bukan hanya cantik dan lembut semata.." sang kakak menatap adik lelakinya dengan lembut.
Ini adalah tahun terakhir kuliah mereka, kakak sedang menyelesaikan S.2 dan adik sedang menunggu ujian kelulusan S.1

"Kalau memang begitu seharusnya kakak sudah lama menikah, dan meninggalkan adek." jawab sang adik tak mau kalah, ia tahu sang kakak ingin sekali ia segera menikah karena sudah terlalu banyak wanita-wanita yang ingin dicomblangkan dengan adiknya, namun sang kakak masih ragu dengan wanita yang hanya menampakkan kebaikan di muka saja.

"Ayolah dek, liburan kita kali ini untuk membuat perjanjian, dan kau tentu tahu, kau tidak boleh membantah kakak!" sang kakak memalingkan pandangan ke sebuah gunung yang menyempil di antara perbukitan nan indah itu.

"Kau tentu tahu dek, kita dibesarkan dengan susah payah oleh ayah dan ibu yang tangguh, mereka berdua berhasil mendidik kita dengan benar, penuh ketulusan, tanpa kepalsuan, dan terutama kakak, kakak tidak mau terlihat lemah, cengeng, ataupun tidak mampu menyelesaikan segala sesuatu, walau sejatinya sifat lemah itu kakak miliki, namun tidak untuk kakak pamerkan dan mengharap rasa iba, dan lihat dirimu dek, Kau sejauh ini sangat terkenal bahkan mengalahkan pamor kakak sebagai asisten dosen, kau harus segara menyelamatkan marwah dirimu, menyelamatkan hati wanita-wanita yang memimpikan hidup bersamamu dek, kau harus menghentikan mereka berharap banyak padamu, kau harus segera memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang mampu menjaga izzah dirimu, mampu mengimbangi keterananmu tanpa merasa dicemburui." jelas sang kakak panjang lebar namun,

"Hei, ayolah kak, bukankah seharusnya kakak yang menikah terlebih dahulu? tidak adakah lelaki yang ingin menikahi kakak? apa mereka tidak bisa melihat kebaikan di hati kecilmu kak?" sang adik menimpali

"Ini tentangmu dek, bukan kakak, karena akan ada lelaki baik yang akan meminta kakak dengan baik, bukan bermain belakang, apalagi kucing-kucingan, ayolah kau tentu tahu seperti apa yang kakak cari."

Sang adikpun terdiam, sejauh ini dia selalu bungkam dengan kata-kata kakaknya, karena kecintaan yang besar dan penghormatan yang tinggi kepada kakaknya selepas kepergian ibu mereka.

"Oke, adek akan menemukan wanita itu, dan ketika adek menemukannya, maka janjinya kakak harus siap menerima lelaki yang akan adek datangkan untuk kakak?" janji ini cukup membuat sang kakak terdiam lama

Tak selamanya yang dibayangkan lelaki itu serumit yang difikirkan wanita.

Sabtu, 23 Januari 2016

Pergi dan Tinggal

Emang benar sich, jika kita ingin tahu rasa hati ini maka tunggu ia pergi.

Kalau kita bahagia dia g ada sama kita beberapa hari, berarti kita seneng dia hilang, malahan bagus banget dia g datang.

Kalau kita merasa ada yang hilang, berarti dia sudah menempati ruang tersendiri di hati kita..

Maka, buat yang pergi, jangan lama-lama karena ada yang merindukanmu walau ia tak pernah berucap..

Karena jika kita ingin melihat sebuah bentuk kasih sayang, lihatlah nenek dan kakek atau ayah dan ibu kita, jika satu telah pergi maka yang tinggal selalu terasa disakiti oleh bayang kebahagian bersama, sementara yang pergi telah menemukan Muara indah bersama tempat barunya.

Tips Alay ala Uun

Tips buat Caper seorang Laki-laki sebut saja ikhwan yg agak ngetren...

1. Dekati ibunya
Secara anak laki-laki sayang banget ama ibunya..

2. Dekati adik perempuannya
Ntr kalau udah dekat ma adiknya, kamu bakalan direkomendasikan buat jadi kakak iparnya, cerita tentangmu akan menggema di keluarga mereka.

3. Dekati kakak perempuannya
Biasanya sang kakak punya kriteria tersendiri buat calon adik iparnya, kamu kudu belajar ama kakaknya, minimal deket..

4. Sering aja chatting ama dia, kalau direspon berarti dia lagi ada paket, kalau g direspon berarti lagi g ada sinyal.

5. Minta ama Allah...
ini ampuh banget dah...

"Jika ia jodohku maka jodohkanlah kami, jika tidak, maka jodohkanlah dengan yang lebih baik darinya. "

(Dekati Allah dulu, maka Ia akan mendekatkan dengan makhluknya)

Cerita di Purnama

Sekarang lagi trend aja "PHP" ampe ada yang bikin meme dia PHP atau kamu yang BERHARAP.
hmmm..

Sebenarnya, jika wanita sempurna menjaga hatinya maka semempesona apapun lelaki itu, ia tak kan mampu menembus hati sang wanita.

Dan, seharusnya seperfeck apapun lelaki itu, mau tamatan luar negeri bahkan negeri lahirnya para nabi pun, jika sang wanita bersungguh-sungguh menjaga hatinya hanya untuk yang halal, maka seharusnya hati wanita itu tak akan goyah.

Namun, ternyata permainan hati tidak hanya ada di wanita, kita terlalu picik jika mengatakan kesalahan VMJ (virus Merah Jambu) hanya karena wanita yang terlalu bodoh memupuk harapan..

Seharusnya kita sadar, ada peran lelaki di sini, ada respon-respon sederhana, perhatian yang rutin bahkan mungkin merambah ke ranah saling perhatian yang berlebihan..

Karena setan selalu punya cara untuk masuk dan merusak sistem kerja hati yang menjadi server dalam sebuah ikatan tak suci.

Parahnya lagi, jika ternyata virus dan perhatian terlarang itu, disembunyikan dari sekitar, astaga.. seharusnya mereka yang bermain di belakang itu paham bahwa "sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh jua"

Singkatnya, jagalah hati kita, jika ternyata ada rasa padanya, sampaikan dalam do'a bukan malah memberinya perhatian dan berharap ia memiliki rasa yang sama, karena bisa jadi bukan hanya kita wanita yang di PHP in nya, bisa jadi wanita yang lain juga merasakan hal yang sama.

Dan, sebagai lelaki seharusnya kita bisa menghargai saudari kita, jika yakin luruskan niat melamar, bukan bermain kucing-kucingan yang dikasih daging, namun masih mencuri ikan asin.

Semoga kita selalu menjaga hati ini untuk yang halal, untuk yang berani melamar bersama murobi dan keluarga besar...

Kamis, 21 Januari 2016

Hanya sedang Rindu

Terkadang aku rindu, dengan masa ketika dakwah menjadi fokus utama, dan menjalaninya bersama-sama, adalah kenikmatan yang tak ada duanya.

Terkadang aku rindu, dengan masa ketika kita saling mencari solusi bersama, dan berkoordinasi bersama dalam menyukseskan agenda-agenda dakwah.

Terkadang aku rindu, dengan masa di mana kita saling bahu membahu saling memotivasi dalam kemajuan dan penyelesaian masalah yang datang menghampiri.

Namun, aku lupa, kini kita memiliki fokus yang berbeda.

Namun, aku lupa, kini kita harus bisa berdiri di kaki kita sendiri dan menggunakan kepala kita pribadi dalam menghadapi masalah masing-masing.

Namun, aku lupa, kini kau dan aku berdiri di garis dakwah yang berbeda.

Namun, aku lupa, kini kau dan aku tak lagi sama.

Namun, aku lupa, bahwa kini aku harus bisa mandiri dengan kakiku sendiri menatap masa depan dakwah, mungkin dengan mereka yang masih memiliki fokus yang sama.

Dan, aku sadar, kini semuanya harus ku hadapi, walau terkadang bayang-bayang kebersamaan itu hadir di tiap pagi, siang, malam, bahkan berbaris rapi dalam mimpi-mimpi di tidur panjang ku.

Dan, aku harus menegarkan hati ini berkali-kali untuk tidak cengeng dengan keadaan, karena harus menghadapinya sendiri.

Dan, aku harus melapangkan hati ini lagi, menerima ribuan bahkan jutaan masalah yang harus kau hadapi.

Dan, terkadang aku malu dengan diriku sendiri yang untuk saat ini belum bisa mandiri.

Minggu, 17 Januari 2016

Cerpen (Hati si Pendaki)



Hati si Pendaki
(Cerpen UniLilis)
Kalian pernah jatuh cinta tanpa alasan? Atau gini dech, jatuh cinta tanpa sengaja? Hayoo pernah atau g? Oke g usah dijawab, kalian cukup senyum-senyum aja kalau pernah, udah dech g perlu mengerutkan kening gitu, aku mau sedikit cerita tentang seseorang yang Jatuh Cinta tanpa alasan, tepatnya alasannya sederhanalah, karena kata pujangga amatiran seperti aku ini, cinta juga butuh alasan, agar ia selalu kekal dalam labuhan tak bertepi.
“Minggu ini mau ndaki ke mana lagi Da?” Tanyaku pada lelaki yang sedang menikmati teh hangat buatanku di kedai nan sederhana.
“Belum tahu Un, sepertinya mau keluar dari Pulau Sumatera sich, seperti Rinjani mungkin.” Jawabnya singkat sembari meletakkan tangan di atas gelas yang berisu teh hangat yang masih mengepul, maklumlah aku menyeduh teh itu dengan air yang mendidih, maklumlah di sini perbukitan nan dingin.
“Jauh-jauh ke Lombok Da, emangnya uda pernah mendaki atapnya Sumatera?” Aku bertanya heran kepadanya, bagaimana mungkin dia bosan dengan pulau yang banyak memiliki pegunungan dan beberapa gunung aktif ini.
“Belum, saya pernah ke sana sekali, namun belum berani untuk menakhlukkannya, karena...” Ia terdiam, lalu perlahan menseruput teh hangat itu, dan tiba-tiba ia menatapku tajam.
Aku terdiam, bingung, seperti seolah-olah aku telah mencampurkan racun di teh hangat itu.
“Kenapa Da? Ada yang salah dari teh nya?” Tanyaku.
“Ini bukan teh biasa yang sering un hidangkan, dan aku pernah meminum teh ini sebelumnya, bahkan aku sudah berusaha melupakan pahitnya teh ini.” Jawabnya tegas, yang hanya menambah kebingunganku.
“Oh, iya un lupa, itu teh Kayu Aro kiriman teman uni dari Jambi, sepertinya uni salah mengambil teh, maafin uni, mau uni ganti?” Balasku dengan merasa sedikit bersalah padanya.
Ia hanya terdiam, tatapannya jauh kedepan, bahkan mungkin menembus perbukitan tempat kedai ini berdiri.
“Teh ini tak ubah seperti racun dalam hidupku Un, ia kenangan yang menyakitkan, sama seperti wanita dan lelaki itu.” Kali ini ia meneguk teh hangat itu tanpa jeda, aku ingin menghentikannya, namun tidak berani.
“Maukah uni mendengarkan kisahnya? Dan alasan kenapa aku tak pernah mendaki Kerinci, puncak tertinggi di Pualu ini.”
Aku mengangguk, sebagai pelayan di kedai ibuku, apa yang kubisa? Selain mendengarkan curhat-curhatan para pendaki yang kebetulan singgah, atau cerita para penjelajah hutan yang ingin berteduh atau menghaangatkan badan dengan racikan teh ibuku.
“Satu tahun yang lalu gadis itu berhasil membujukku untuk menjenguk serta mendaki Gunung Kerinci, ia adalah gadis yang memang lahir di sana, bahkan ia suka menshare foto-foto keindahan Kerinci di media sosialnya tak luput aku dan sahabatku yang sang pendaki amatiran inipun tertarik, tidak hanya kepada Kerinci tapi kepadanya juga. Hari itu semua perlengkapan sudah disiapkan, tinggal berangkat menuju shleter pendakian, karena ini adalah pendakian pertama di sini, untuk jaga-jaga aku mengajak sahabat karibku yang tak pernah absen menemaniku mendaki, kamipun bersiap untuk mendaki, dan aku tak sabar untuk mendaki bersamanya, sebuah kebahagian bagi kami seorang pendaki Un, jika bisa pergi mendaki bersama orang yang kami cintai, maka spirit yang kupunya juga tinggi, aku ingin menunjukkan jika aku adalah pendaki hebat di matanya, namun sesuatu hal terjadi sore itu, sebelum kami berangkat.”
Meski tak mengerti, aku berusaha mendengarkan cerita lelaki ini.
“Ternyata wanita itu sengaja mengajakku mendaki Un, ia pasti tahu jika aku mendaki akan membawa Andre sahabat terbaikku, kami sama-sama pendaki dan selalu bersama jika mendaki kemanapun dan sore itu, gadis itu berhasil memisahkan persahabatan yang telah kami bina, ia dengan berani menyatakan cinta kepada Andre tepat di kaki gunung Kerinci uni, di antara dedaunan Teh Kayu Aro, dan aku melihat kejadian itu di depan mataku, melihat senyuman Andre dan tawa manis gadis itu.”
Aku terkejut, berani juga gadis itu menyatakan cinta pada lelaki.
“Aku bingung, apa Andre juga selama ini menyimpan rasa ang sama, namun aku sudah tidak peduli uni, aku meninggalkan mereka semua, aku kembali ke sini, kutulis surat singkat, kukatakan jika keluargaku ada kemalangan dan aku harus segara kembali, kubatalkan niatku untuk mendaki atapnya Sumatera yang menjadi saksi hatiku hancur, dan sebelum pulang aku meminum teh kayu aro yang dibuatkannya untuk kami berdua, aku meminum semuanya, ada 3 botol kulahap dengan cepat...”
Aku memberanikan diri mnatap wajahnya, mencoba mencari tetes air mata di sana, tetapi tidak ada, “kuat juga laki-laki ini” pikirku dalam hati.
“AKU BENCI TEH KAYU ARO INI UNI...”
Aku terkejut, tiba-tiba ia mengeraskan suaranya dan membuat aku berdiri tegak, dan terpaksa memberinya sedikit materi kuliah.
“Seharusnya uda bersyukur, berarti uda masih punya waktu untuk menemukan yang lebih baik, wanita yang memang memahami uda, dan tentunya tidak harus seorang pendaki juga, apalagi yang hobi ngeshare-share foto tanpa pernah menikmati keindahannya secara langsung, tapi pointnya temukanlah seseorang yang MEMAHAMI, itu...”
Aku mengemasi gelas kosong bekas minumnya, lalu beranjak ke belakang.
Aneh, fikirku, dia bisa jatuh cinta sama wanita yang hanya suka share-share foto gunung dan oemandangan indah, maka yang ia dapatkan sekedar foto-foto itulah....

Jumat, 15 Januari 2016

Gerimis Hatiku

Untuk pertama kalinya aku menitikkan air mata karenamu.
Saat kau melakukan hal kecil yang nyatanya telah merobek hatiku.
Tindakan spontan yang membuat hatiku membeku.
Dan menambah Gerimis hari ini.

Maaf jika harus pergi darimu.
Karena nyatanya aku belum memahami mu.
Aku belum bisa menjadi patner dalam hidupmu.
Aku tidak lebih baik...
Dan, aku ternyata rapuh.

Kamu dan Aku

Jika aku harus menjadi akar dalam kehidupanmu maka biarlah.
Jika aku harus menjadi pondasi dan bagian dari tanah timbun dalam rumahmu maka tak mengapa.
Jika aku harus menjadi malam dalam hidupmu maka aku ikhlas.

Tapi,

Seharusnya kau tahu, kau selalu menjadi matahari dalam keseharian ku.
Kau selalu menjadi Hujan dalam tiap mendung hatiku.
Kau selalu menjadi pelangi dalam keruwetan hidupku.
Kau selalu menjadi atap dalam bangunan rumah hidupku.
Kau, yah, kau selalu menjadi dedaunan rimbun serta buahan yang ranum di mata hatiku.

Kenyataannya,

Kita tak pernah sama, aku tersembunyi di hidupmu..
Sedangkan kau, tampil nyata dalam Kehidupanku..

Maka,

Mungkin kita tidak akan pernah bersama.
Bagaimana mungkin Siang dan Malam bisa bersatu?
Mereka hanya bisa berdampingan.
Mungkin seperti itulah kita, cukup berdampingan saja.

Hujan dan Dia serta Kamu

Kau tahu saat aku mengenang mu adalah saat di mana butiran hangat dari langit itu turun.

Kau tahu saat aku menemui mu adalah saat di mana gemuruh menutupi kota bertuah nan padat.

Kau tahu saat aku memberanikan diri meminta komitmen mu adalah di mana petir dan angin menjadi latar dalam sebuah keputusan.

Dan, Astaga Kau tentu tahu saat Kau memilih mundur dan melepaskan ku karena ketidakberanianmu, saat itulah Aku membenci Hujan.

Parahnya Kau tentu tahu setiap kali hujan turun, kenangan tentangmu selalu memukul-mukul jantungku, Mengikis hati dan menyayat luka-luka yang berhasil kuobati, namun ia tersiram air cuka yang hanya menambah pedih dan perih.

Sekarang, aku belajar mencintai hujan, walau dengan perlahan.
Karena, hujan telah menyatukan ku dengan dia, seseorang yang tahu bahwa hujan akan membuatku sakit.

Seseorang yang selalu hadir dengan jutaan obat bahagianya untukku..

Seseorang yang selalu membawakan payung untuk melindungi ku dari janji-janji bohong bin palsu..

Dan, Hujan selalu tahu ada bahagia dan duka saat ia turun dengan ribuan tetes...

Senin, 11 Januari 2016

Paham dan Jangan Mendua

Kepahaman adalah pintu gerbang dari sebuah alasan untuk bertahan dalam organisasi ataupun gerakan.
Kenapa?
Karena hanya orang-orang yang paham yang tahu alasannya untuk bertahan dan berkhidmat demi organisasinya.
Lalu?
Hanya orang-orang yang paham lah yang tidak mudah kecewa, tidak mudah putus asa, apalagi memilih keluar.
Lantas?
Orang yang paham alasan mengapa ia memilih bergabung dalam sebuah gerakan, maka berarti ia memiliki niat yang kuat, terpulang atas, segala amal tergantung niatnya, maka seleksi alam amat sangat berlaku di sini.
Terus?
Yah, perjalanan organisasi atau sebuah gerakan tidaklah sebentar, melainkan lama, dan entah kapan selesainya, dan selama perjalanan kita akan menemukan beraneka tingkah dan perilaku yang akhirnya membuat kita KECEWA..
Kalimat yang akhir-akhir ini paling sering digunakan sebagai pembenaran dari kesalahan.
Loh?
Karena isi dari organisasi atau gerakan adalah MANUSIA bukan MALAIKAT.
Maka, mereka yang paham, dan memiliki pemahaman yang baik tidak akan pernah kecewa sekalipun ia hanya anggota biasa, namun ketika kepongahan jabatan dan kebanggaan atas figuritas dari guru ngajinya membuat ia sombong, maka periksalah kembali kepahamannya melalui pintu Aqidahnya.
Karena
Hanya Allah Tujuan kita.
Maka berhentilah mendua.
Fokus pada Satu Harokah.
Mendua hanya membuat kita membanding bandingkan antar satu dan yang lainnya...

#NasehatSenja

Terik Cinta

Angin dan terik yang menyapa
Memberi lega dan juga pesakitan
Menarik rasa dan asa
Menjatuhkan mimpi yang belum sempurna

Terdiam di antara pasir nan luas
Mendekap cinta yang menoreh luka
Memaksa pergi walau masih mencinta
Karena melepaskan adalah cinta yang sesungguhnya

Sabtu, 09 Januari 2016

Story Blog Tour : Misi Arsa

Story Blog Tour : Misi Arsa

        Aku tertegun agak lama, melihat penampilan Alena gadis yang selalu indah dengan kerudung syar'inya ditambah gamis coklat muda yang menambah pancaran keindahan dirinya. 

"Au.....sakit...!" Ganen mencubit lenganku sembari membisikkan sesuatu,
"Jangan sampe lo terpikat sama calon adek iparmu sendiri Ar, jangan sampe karena putus asa dari Jasmine, lo malah jatuh cinta ke calon istri gue..." Ganen mengancamku.

     Aku tersenyum, itu tidak akan mungkin ku lakukan, justru aku akan melakukan misi yang sudah kurancang selama perjalanan.
"Gue bukan pecundang Gan, justru gue terinspirasi dari loe, tenang aja, abang loe yang terlihat lemah ini akan membuktikan jika ia tidak selemah itu."  

     Aku meninggalkan ruang tamu sembari tersenyum, meninggalkan ibu, Alena dan Ganen. Aku harus mengumpulkan keberanian untuk melakukan misi ini, aku tidak boleh gagal dan ini harus kulakukans endiri tanpa bantuan siapapun termasuk Ganen yang selama ini menjadi penolong cuma-cuma.

     Dengan bismillah, setelah sholat magrib aku memberanikan diri ke rumah Jasmine, tidak ditemani siapapun, dan aku hanya pamit keluar sebentar kepada ibu. Jantungku berdetak tak karuan bahkan lari dari ritme bhiasanya. Sejanak aku mematung di depan pintu rumah Jasmine, namun perlahan tangan yang dingin ini berhasil mengetuk pintu rumah Jasmine, dengan nada bergetar kuucapkan salam.

"Assalamualaikum...!" 

     Terdengar balasan yang sayup-sayup dari dalam rumah, dan suara itu, yah suara itu, suara yang selama ini kurindui, hampir saJa aku menangis karena kerinduan ini sudah pada puncaknya, tapi aku tidak akan nangis.

     Perlahan pintu rumah itu terbuka, dan seketika memancarlah cahaya indah yang menyilaukan mata ini, wajahnya yang selalu indah, seindah namanya, JASMINE, aku terdiam mematung, tak tahu harus berbuat apa, jika boleh aku ingin sekali memeluknya, menumpahkan seluruh rasa rindu ini. 




CATATAN :
Ini adalah Challenge menulis OWOP, temanya STORY BLOG TOUR. Di mana member lain yang sudah diberi urutan melanjutkan sesuai imajinasinya di blog pribadinya.
Saya Doddy Rakhmat mendapat giliran kelima. Biar ceritanya nyambung, kamu harus baca episode sebelumnya.
Episode 1 : Surat yang Tertahan di Dasar Hati – Nadhira Arini
Episode 2 : Rahasia Jasmine – Debby Theresia
Episode 3 : Dialog – Tutut Laraswati
Episode 4 : Jodoh Untuk Jasmine – Saidahumaira
Episode 5 : Ketika Rindu Memanggil - Doddy Rakhmat
Episode 6 : Misi Arsa - Lilis Nurmalasari 
Episode 7 : Afatrsa (coming soon)
Silahkan mampir ke blog Afatsa untuk tahu kelanjutan ceritanya ya :)
Stop Wishing, Start Writing
www.oneweekonepaper.com

Kamis, 07 Januari 2016

Karena Ayahku

Sebenarnya aku tidak takut untuk jadi gadis tua, atau mungkin yang ngetren perawan tua, aku tak takut, karena aku pernah membaca buku Bidadari Bidadari Surga, aku tahu yang di akhirat kelak aku juga akan dijodohkan.

Namun, di usiaku yang memasuki kepala tiga ini, ada hal yang lebih aku khawatirkan dari pada sebatas status yang berganti, tetapi...

Takut jika nanti tangan ayahku tak kuat untuk bersalaman denganmu...
Takut jika ternyata kau tak pernah berjabat tangan dengannya..
Takut jika ternyata setelah ia pergi aku tak membutuhkanmu sama sekali..
Takut jika ternyata kepergiannya aku tak memiliki bahu untuk bersandar, menguatkan ku dalam proses kehilangan..

Jadi, inilah keresahan ku, karena siapapun kamu, aku tahu, kamu sedang berusaha meyakinkan diri dan keluargamu untuk mencari ku..
Dan, kuharap waktu kita masih cukup untuk bersatu hingga nanti dua tangan yang kucintai itu bergenggam erat karena ku.

Senin, 04 Januari 2016

Apalah Aku

Apalah Aku
yang tak pandai berdandan sedikitpun kemanapun.
Apalah Aku
yang punya hobi jalan-jalan dan menikmati alam bebas sesukaku.
Apalah Aku
yang memiliki tas ransel yang tak pernah bertukar sekalipun.
Apalah Aku
yang selalu berusaha mandiri dari segi apapun.
Apalah Aku
yang selalu suka mengeksplorasi keindahan alam negeriku.
Apalah Aku
yang tak punya waktu untuk fiting baju, apalagi menghafal jenis-jenis kain dengan sejuta mutu.
Apalah Aku
yang punya hobi membaur bersama anak-anak menikmati kejujuran nan lugu.
Apalah aku
yang tidak memiliki koleksi tas gaya ibu-ibu.
Apalah Aku
yang tidak suka mengoleksi gamis dengan warna yang lucu-lucu.
Apalah Aku
yang ternyata telah menaruh hati padamu.
Apalah Aku
yang mungkin tak kan pernah diambil menantu oleh ibumu.
Apalah Aku
yang selalu diajarkan Ayah untuk mandiri dan tidak cengeng demi membentengi diriku.
Dan, inilah Aku
yang mungkin terlihat tidak menarik sama sekali bagimu.
Karena inilah Aku
yang aku tahu hanya yang memiliki pemahaman yang baik yang akan membawaku menuju surgaNya.
Yang melihat keindahan dari dalam hatiku, bukan sampul baju...

Air Mancur yang tak Berguna

Kau tahu Nak,
Seharusnya kita menjadi air yang bergerak dalam satu arah dan bersama-sama.

Walau kadang terlihat kotor, bahkan keruh, tak jarang membawa sampah.
Tak mengapa Nak,

Asal kau tahu Nak,
Air yang selalu bersama dalam satu arah bisa dipastikan memiliki kekuatan yang besar, dia memiliki power yang sangat kuat, bahkan bisa meluluh lantak kan apa-apa yang ada di hadapannya..

Tetapi, lihatlah air mancur itu Nak,
Indah? Sangat indah, namun sayang Nak,
Air itu bisa terlihat indah ketika ada yang menghidupkannya.
Ia bergerak ketika listrik-listrik itu terhubung, manja, tentu saja, ia hidup jika ada yang peduli, bahkan jika ada yang mencolokkan nya.

Maka Nak, tak selamanya indah, dan sendiri itu menyamankan kita di jalan ini.
Justru seharusnya kita tetap bergerak.
Masalah Muara, biarkan saja Dia yang memberhentikan kita.

Maka tetaplah bersama Nak, sesakit, sesulit, bahkan semencekam apapun.
Karena yang bersamalah, yang bisa saling berpegangan menuju Muara yang indah itu.

Bukan air mancur yang bisa kapanpun dimatikan dan dihidupkan, lalu dibiarkan tergenang, membusuk dan akhirnya dikuras dan berganti.

KeepIstiqomah

@UniLilis

Jumat, 01 Januari 2016

Darimu

Darimu aku belajar
Belajar bahwa tak selamanya wanita harus menang
Darimu aku belajar
Bahwa mengalah tidak selalu berarti kalah
Darimu aku belajar
Tak semua yang kita inginkan saat itu juga harus kita dapatkan
Darimu aku belajar
Ketabahan menghadapi ke egoisan tanpa melukai
Darimu aku belajar
Ketangguhan tidak selalu menyembunyikan kerapuhan
Darimu aku belajar
Menjaga tanpa memaksa dan terikat
Darimu aku belajar
Bahwa ternyata penjagaanmu tak selamanya berarti aku lemah
Darimu aku belajar
Tak semua masalah harus kita selesaikan segera
Darimu aku juga belajar
Perpisahan bukan berarti perceraian
Dan darimulah aku mulai belajar
Bahwa mencintai bagimu selalu sederhana
Maka darimulah aku mulai belajar
Menjadi tangguh dengan segala kelembutan
Sungguh, darimulah aku belajar mencintai bukan sebuah kelemahan

@UniLilis