Kamis, 28 Juli 2016

Apakah Aku Hanya Rindu

Aku rindu saat itsar menjadi penglima dalam ukhuwah
Aku rindu Taaruf itu bukan hanya sekedar menambah pengetahuan
Aku rindu di masa saat saling mengingatkan adalah cinta
Aku rindu saat Tafahum menjadi bagian dalam kehidupan
Pun, aku rindu saat Takaful menjadi tingkat paling tinggi dalam Ukhuwah

Ah, aku hanya bisa Rindu

Rindu dengan cara para ikhwah bertegur sapa
Rindu dengan mereka yang entah siapa namun saat bersua seolah sudah lama terpisah
Rindu dengan situasi yang genting
Saat hanya ikhwah yang menolong tanpa pamrih
Rindu dengan pelayanan meski hanya teman dari temannya ikhwah
Begitulah mereka diajarkan
Merujuk cara para Sahabat membingkai Ukhuwah Persaudaraan

Tak memandang harta, tahta, profesi, dan gaji bahkan asal usul diri

#uun_Ar

Selasa, 19 Juli 2016

Menangkap Langit

Menangkap Langit

Karena kita adalah perpaduan dua kelembutan.
Saling menguatkan
Saling berbagi
Pun saling memahami
Terkadang aku sepertimu
Dan terkadang kau sepertiku
Selebihnya banyak sekali kesamaan
Seolah aku melihat diriku sendiri
Namun di sisi lain
Aku merasa semakin jauh
Dan merasa kecil bersamamu
Karena itu
Aku selalu melihat langit
Memandang langit sangat lama
Tak jarang dari sisi dan bagian yang berbeda
Karena bagiku, Langit adalah kamu
Menggapaimu sama dengan
Menyentuh langit

#uun_Ar

Jumat, 08 Juli 2016

Karena Kamu

Di ujung malam dalam ruang yang berbeda.
Ku kabarkan pada langit malam bahwa aku merindukanmu.
Selama ini ku berusaha menguburnya dalam.
Meski langkah-langkah keberhasilan ini karena aku termotifasi darimu.
Lama kita tak saling menyapa bahkan kita tak lagi membahas hal-hal tentang kampung halaman.
Meski seringnya aku yang bertanya.
Tahun ini, tepat sudah setahun kita tak akrab.
Aku masih ingat, dulu kita begitu hangat berbagi kabar bahkan dalam perjalanan.
Namun saat itu pula ia menegurku
Tak ingin aku larut dalam kesalahan.
Maka kuputuskan semua akses agar tak mengganggumu.
Kini, RINDU menyapaku
Yang kubisa hanya melihatmu dalam menutup mata.
Berusaha menghadirkan dirimu dengan senyum terindah itu.
Sosok yang menunjukkanku jalan kembali Pulang.
Kudoakan dirimu dalam bait-bait indah.
Meski aku selalu berharap bisa bersua denganmu berbagi cerita seperti dulu.
Menunggu penguasa alam mempertemukan kita meskipun dalam agenda tarbiyah bersama.
Merindukanmu...
Seseorang yang selalu ada di hati meski kini berbeda posisi.

#uun_Ar

Senin, 04 Juli 2016

Jatuh Cinta itu Sakit Gigi

Kalau mgomongin cinta bakalan g ada habisnya, apalagi bagi kaula muda, pun kini sudah merambah ke anak-anak kecil, tak luput juga para aktivis dakwah yang kegiatannya berdakwah bersama dan terhimpun dalam sebuah organisasi.

Jatuh cinta ini lumrah sebenarnya, eits...lalu apa hubungannya sama gigi yang berlubang?

Oke, kita bahas.
Pernah denger lagu yang liriknya begini "dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini".
Nah, pernah denger kan semuanya.
Padahal kalau sakit gigi menimpa kita, kita pasti ngebalik liriknya "lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi ini".
Karena guys, sakit gigi itu, beneran sakit deh, sampe ke kepala, ke jantung bahkan detak jantung kita berdetak lebih cepat bahkan sangat cepat, ditambah ngilu yang menusuk ulu hati.. wiiih SAKIT nya.. sangat sakit.

Loh, terus apa hubungannya sama Jatuh Cinta?

Hampir lupa, gini dech, sakit gigi bermula dari lubang kecil di gigi yang tak pernah kita perhatikan hingga lama kelaman lubang itu semakin membesar bahkan membuat saraf gigi sering radang dan akhirnya membuat lubang di dalam gigi itu berdenyut tak karuan.

Begitulah jatuh cinta guys, awalnya hanya simpati biasa, saling tanya kabar, saling ngingatin makan, solat, kuliah bahkan kerjaan. Sampai kita lupa hingga akhirnya separuh hati kita sudah penuh dengan tulisan namanya dan jadwal hidupnya.

Lalu, kalau sakit gigi, kita bakalan ke dokter kan? Meski sebelum itu kita akan mengakalinya dengan menggiling bawang putih lalu dimasukkan ke gigi yang berlubang padahal g ngefek, atau kumur-kumur pake air garam yang semakin bikin gigi rapuh.
Seharusnya langsung ke dokter aja, biar dapat perawatan, baru ada tindak lanjutnya, jika tidak memungkinkan untuk ditambal, maka harus dicabut, biar sakitnya hilang selama-lamanya bersaman dengan gigi tersebut.

Bagitu juga Jatuh cinta, kalau udah parah bangetz, kamu harus kudu ke dokter cinta yang paham Agama guys, bukan yang abal-abal. Konsultasi ke ahli syariat Islam biar g salah langkah, bisa juga ke mereka yang udah nikah atau ke mereka yang selalu berhasil membentengi dirinya. Kamu minta resep ke mereka. Kalau misalnya virus Cinta kamu udah stadium akhir, kudu ada tindakan, NIKAH iya nikah, biar sakitnya sembuh secara sempurna.

Tapi.. kalau dianya g mau diajakin Nikah? Nah ini dia ni masalah barunya, kamu kudu cabut gigi yang berlubag itu, eh salah, kudu cabut rasa padanya yang terlanjur tertancap di hati kamu.
Kamu kudu tarik nama dia sekuat tenaga dari hati kamu, meski sangat sakit bahkan berdarah, tapi kamu kudu kuat, biarkan ia tanggal dari hati kamu, agar nanti tumbuh yang baru.

Namun, jika kamu hanya memilih untuk menambalnya, maka nasib kamu bakalan sama dengan mereka yang sering nambal gigi, awalnya lubang itu tertutupi namun, denyutnya sampai ke ulu hati karena kontraksi yang membutuhkan antibiotik serta obat radang agar gigi kembali tenang.

Begitulah hati kamu, ketika kamu hanya memilih menutupnya saja, menambal namanya saja, suatu hari kamu akan ngilu mengingatnya, lalu akan sakit jika melihatnya bersama yang lain, bahkan kamu akan smaput eh bukan kamu akan menggigil menahan sakit saat ia menikah dengan yang lain.

Ooowww ooow ooow

So, sobat semua, menjaga hati itu kudu sama dengan menjaga gigi. Sering dibersihkan, digosok, diperiksa, memakan makanan yang sesuai, tidak berlehihan.

Hatipun begitu, kudu sering dibersihkan dengan istigfar, tilawah Alquran, berkumpul dengan orang soleh, ikut pengaiian, tambah ilmu, tambah pergaulan. Pun memuji dan terkesima yang pada porsinya saja.

Yuk, sama-sama jaga Hati dan jaga kesehatan Gigi.
Sekuat apa kita menjaga hati kalau g bisa jaga gigi bakalan sakit juga.
Sekuat apa kita jaga gigi kalau hati kita sakit, setidaknya g ngeluarin duit.

@uun_Ar

Minggu, 03 Juli 2016

Maksut Bayanat (1)

Masih ingat dulu Bayanat dri ustadz/ah waktu jadi kader unyu.
Mereka bilang kalau diri ini sangat berharga lebih mahal dari apapun.
Jadi harus dijaga dan dirawat serta diberi nutrisi agar tetap sehat dan memiliki imunitas sepanjang hari minggu bulan bahkan tahun.

Salah satu bayanat yang masih segar dan akan selalu segar diingatan ini.
"Jangan memberikan hadiah ke ikhwan dan jangan menerima hadiah dari ikhwan"
Dulu, karena diri ini sangat idealis, sempat bertanya tanya "kenapa?" "Kok gitu?"

Namun, karena walaupun agak sedikit bandel alhamdulillah tsiqoh dan taat itu selalu utama. Karena pasti ada alasan atas setiap keputusan.
Pun, pasti ada makna dari itu semunya.
Dan seiring berjalannya waktu pemahaman itu datang.

Sederhananya, jika kita ni kita.. wanita memberikan hadiah baik itu makanan or benda tentunya ada selipan ingin dipuji, minimal dengerin kata terimakasih dari dia, yang nantinya akan berujung smsan or japrian. Ujung2nya dianya nikah ama yang lain #eh bukan ujung2nya hati kena virus merah jambu.

Atau jika kita yang diberi hadiah baik itu hadiah milad, bunga wisuda atau bukunya tere liye kesukaannya kami maka bakalan ada rasa merasa diperhatikan, merasa ada yang mengkhawatirkan. Eh g asyiknya dianya jug ngasih ke wanita yang lain.. kan kasian di kita.

Sejauh ini masih berusaha mematuhi bayanat ini, meski kini sedang tidak dilingkungan yang seharoki kampus dan pondokan, meski kini hidup sangat cair bahkan tak jarang di ruangan cuman berdua aja.

Namun hati ini akan tetap dibentengi, bayanat akan tetap jadi bayanat meski bagi sebagian mereka itu tak penting, tapi bagi diri ini itu selalu penting.

Karena hanya yang terbaik yang akan dijaga dan diperhatikan serta dirawat. Bukan untuk mengekang tapi melindungi...

#uun_Ar