Jumat, 15 Januari 2016

Hujan dan Dia serta Kamu

Kau tahu saat aku mengenang mu adalah saat di mana butiran hangat dari langit itu turun.

Kau tahu saat aku menemui mu adalah saat di mana gemuruh menutupi kota bertuah nan padat.

Kau tahu saat aku memberanikan diri meminta komitmen mu adalah di mana petir dan angin menjadi latar dalam sebuah keputusan.

Dan, Astaga Kau tentu tahu saat Kau memilih mundur dan melepaskan ku karena ketidakberanianmu, saat itulah Aku membenci Hujan.

Parahnya Kau tentu tahu setiap kali hujan turun, kenangan tentangmu selalu memukul-mukul jantungku, Mengikis hati dan menyayat luka-luka yang berhasil kuobati, namun ia tersiram air cuka yang hanya menambah pedih dan perih.

Sekarang, aku belajar mencintai hujan, walau dengan perlahan.
Karena, hujan telah menyatukan ku dengan dia, seseorang yang tahu bahwa hujan akan membuatku sakit.

Seseorang yang selalu hadir dengan jutaan obat bahagianya untukku..

Seseorang yang selalu membawakan payung untuk melindungi ku dari janji-janji bohong bin palsu..

Dan, Hujan selalu tahu ada bahagia dan duka saat ia turun dengan ribuan tetes...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar