Minggu, 24 Januari 2016

Cerita Kakak dan Adek

Cerita Kakak dan Adek

Pagi di tepian hutan, saat sang kakak beradik menikmati indahnya alam perkampungan mereka, bukit yang bersusun rapi, persahawahan yang membentang indah dan aktifitas warga yang silih berganti mendaki menuju ladang di atas bukit.

"Mencari pendamping hidup itu harus yang tangguh Dek, bukan hanya cantik dan lembut semata.." sang kakak menatap adik lelakinya dengan lembut.
Ini adalah tahun terakhir kuliah mereka, kakak sedang menyelesaikan S.2 dan adik sedang menunggu ujian kelulusan S.1

"Kalau memang begitu seharusnya kakak sudah lama menikah, dan meninggalkan adek." jawab sang adik tak mau kalah, ia tahu sang kakak ingin sekali ia segera menikah karena sudah terlalu banyak wanita-wanita yang ingin dicomblangkan dengan adiknya, namun sang kakak masih ragu dengan wanita yang hanya menampakkan kebaikan di muka saja.

"Ayolah dek, liburan kita kali ini untuk membuat perjanjian, dan kau tentu tahu, kau tidak boleh membantah kakak!" sang kakak memalingkan pandangan ke sebuah gunung yang menyempil di antara perbukitan nan indah itu.

"Kau tentu tahu dek, kita dibesarkan dengan susah payah oleh ayah dan ibu yang tangguh, mereka berdua berhasil mendidik kita dengan benar, penuh ketulusan, tanpa kepalsuan, dan terutama kakak, kakak tidak mau terlihat lemah, cengeng, ataupun tidak mampu menyelesaikan segala sesuatu, walau sejatinya sifat lemah itu kakak miliki, namun tidak untuk kakak pamerkan dan mengharap rasa iba, dan lihat dirimu dek, Kau sejauh ini sangat terkenal bahkan mengalahkan pamor kakak sebagai asisten dosen, kau harus segara menyelamatkan marwah dirimu, menyelamatkan hati wanita-wanita yang memimpikan hidup bersamamu dek, kau harus menghentikan mereka berharap banyak padamu, kau harus segera memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang mampu menjaga izzah dirimu, mampu mengimbangi keterananmu tanpa merasa dicemburui." jelas sang kakak panjang lebar namun,

"Hei, ayolah kak, bukankah seharusnya kakak yang menikah terlebih dahulu? tidak adakah lelaki yang ingin menikahi kakak? apa mereka tidak bisa melihat kebaikan di hati kecilmu kak?" sang adik menimpali

"Ini tentangmu dek, bukan kakak, karena akan ada lelaki baik yang akan meminta kakak dengan baik, bukan bermain belakang, apalagi kucing-kucingan, ayolah kau tentu tahu seperti apa yang kakak cari."

Sang adikpun terdiam, sejauh ini dia selalu bungkam dengan kata-kata kakaknya, karena kecintaan yang besar dan penghormatan yang tinggi kepada kakaknya selepas kepergian ibu mereka.

"Oke, adek akan menemukan wanita itu, dan ketika adek menemukannya, maka janjinya kakak harus siap menerima lelaki yang akan adek datangkan untuk kakak?" janji ini cukup membuat sang kakak terdiam lama

Tak selamanya yang dibayangkan lelaki itu serumit yang difikirkan wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar