Rabu, 09 November 2016

Untuk Mate Kasihyanti

Dear my Mate
Sebelumnya ana mau minta maaf karena baru sempat mengucapkan
"Barokallahulaka wabaroka alaika wajamaika bainakhuma fi khoir"
Sakinah mawaddah warohmah wadakwah and istiqomah

Afwan ya mate, ana baru sempat menuliskannya untuk antum

Tentang Kita (10 November 2016)

Selaksa cinta yang membumbung tinggi, indah, mengangkasa, menorehkan cubisan ukhuwah indah bernama sahabat di jalan Dakwah.
Mate,
Dakwah ini secara sengaja mempersatukan kita
Menyatukan ikatan yang sangat kuat
Mengikat kita dalam lingkaran yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya
Pun,
Menempatkan antum di tempat terbaik dalam labirin hati

Ah, mungkin aku terlaluu sibuk, hingga menyapamupun aku tak sempat
Bahkan, seringkali engkau yang menelefonku duluan, hanya sekedar rindu
Maafkan aku mate,
Kesibukan membangun ummat ini memang menyita fokus dan waktuku
Hingga untuk menyapapun aku tak sempat,
Namun satu hal
Dalam Robitoh pagi petang itu
Engkau terbayang, pun masuk alam tiap doa sederhanaku

sering kita berencana untuk bersua, sekedar berbagi cerita
Namun waktu selalu saja belum bersahabat
Menyibukkanku dengan hal-hal yang mungkin tak penting
Hingga akhirnya
Takdir mempertemukan kita
Saat melepas guru tarbiyahmu
Di sudut salah satu masjid
Kau memelukku aku, saat tahu bahwa aku hadir, di shaf terakhir
Sungguh mate
Saat itu ingin sekali aku duduk lama bersamamu
Namu, lagi-lagi
Waktu memisahkan kita
Aktifitasku yang terlalu padat

Untuk hal itu, maafkan aku yang tak bisa menghiburmu
Pun, saat waktu-waktu kehilangan dalam hidupmu
Maafkan aku mate

Sungguh, mungkin mendoakanmu adalah alibi terbaik untuk membela diri
Namun, percayalah
Rindu ini juga mengguncang hati
Menyiksaku, saat-saat kita bersama berjuang di ranah siyasi itu
Saat kita bertungkus rumus dalam sampan sederhana bernama komsat
Saat hanya kita yang ada di dalamnya
Sungguh mate,
Aku merindukan saat kita bersama dengan yang lainnya

Lagi-lagi
Waktu memang memisahkan kita
Pun, amanah-amanah dakwah yang harus kita selesaikan segera
Membangun peradaban ummat
Hingga akgirnya
Masa-masa berjuang itu harus kita simpan rapat
Dan kita bersiap dengan masa yang baru
Membangun peradaban yang baru.

Berita bahagia yang kau bagi siang hari kala itu
Membuatku bahagia, sangat-sangat bahagia
Setidaknya kini
Sudah ada seseorang yang akan menyempurnakaan agama, dan kebahagiaanmu mate
Cukuplah apa yang pernah kau rasa, kau alami
Pun, perjalanan hidupmu dulu, kesedihan yang selalu kau simpan

Kini,
Berbaktilah padanya
Lelaki yang akan membawamu ke Surganya, membangun peradaban Dakwah
Di sana
Di sudut negeri ini
Aku percaya, kebahagiaan akan menyelimuti hari-harimu
Pun
Jika nanti, riak-riak kecil itu hadir
Maka pesanku bertahanlah
Jika nanti kau mulai renggang dengan perahu dakwah ini
Maka istiqomahlah mate
Tetap berada di lingkaran dakwah ini
Dulu, kini, dan nanti
Sampai akhirnya
Kita bersua di SyurgaNya
Bersatu kembali di tempat terbaik
Yang telah disiapkanNya

Selamat Mate, sungguh selamat
Kalau lah aku bisa memelukmu
Mungkin jilbab kita akan basah karena air mata
Pun kau tahu
Aku malu menangis saat bersama.

Semoga selalu Bahagia dan Istiqomah mate
Saling mendoakan di Jalan Dakwah kita yang Panjang ini

Saudaramu
di Bumi Rumbai
"Uni Lilis"