Rabu, 22 Juli 2015

Kejutan di Sholat Id



Kejutan Sholat Eid
Beginilah nasib orang-orang yang hanya berani mencintai dalam diam, memperhatikan dalam kesembunyian dan menanam harapan tanpa sebuah kepastian.
Pernahkan mengalamai hal di atas, iya.. kita tiba-tiba jatuh cinta dengan seseorang yang bahkan dia tidak mengenali kita, atau bisa jadi dia kenal dengan kita tapi seolah-olah kita hanya figuran dalam hidupnya, atau dia hanya mengenali abang, adek, atau hanya mengenal dengan orangtua kita.
Aku juga mengalaminya, entah apa penyebabnya, aku menaruh hati pada anak laki-laki yang tinggal di complek. Aku hanya melihatnya sesekali saja, terutama saat ada acara yang besar, serta melibatkan semua orang, nah aku akan bisa melihatnya dari jauh saja, menerka-nerka yang mana wajahnya. Dan moment-moment pertemuan besar itu seperti sekarang, yah saat sholat idul fitri berjamaah di lapangan bola complek.
Tapi sudah setahun ini, aku tidak pernah melihatnya lagi, khabar yang kuterima adalah, ia bekerja di kota Medan, kota besar di sebelah provinsi kami.
Aku selalu saja memperhatikan rumahnya dari jauh, melihat-lihat adakah ia di sana, atau hanya sekedar memastikan rumah itu ada penghuninya. Namun, kesia-siaan yang kudapatkan.
Tapi, tahun ini selama Ramadhan aku selalu melihat ibunya sholat tarawih di masjid, aku selalu memperhatikan ibunya, walau aku tidak berani bersalaman dengan ibunya apalagi bertanya tentang dia.
Ah, menyiksa sekali perasaan ini, kenapa bersama ibunya aku juga tidak berani ya? Padahal tidak satu orangpun yang tahu perasaan ini, termasuk ibuku. Tetapi perasaan aneh ini selalu memiliki harapan yang terlalu tinggi, berharap bersua dengannya walau hanya dari jauh, berharap bisa berbincang dengannya walau tak berani bertatap dengannya.
Dan juga di lebaran kali ini, aku bisa melihatnya berada di shaf depan tempat sholatku, dengan baju koko cokelatnya, peci putih yang menutupi kepalanya, dan senyum khas kepada para sahabatnya. Mataku tidak lepas memperhatikannya karena shaf ku ada paling depan deretan wanita, aku leluasa melihatnya dari sini, walau ia tidak pernah tahu aku memperhatikannya.
Sungguh, bagiku inilah lebaran terbaik, saat aku bisa sempurna memperhatikannya dari sini, walau ia tidak pernah tahu aku memperhatikannya. Karena bagi orang-orang yang mencinta dalam diam, melihat orang yang ia cintai tersenyum saja hidupnya kedepan akan jauh lebih baik, karena bayangan senyuman itu akan selalu menghiasai hari-harinya.
Aku hanya menunggu takdir Tuhan untuk rencana hidupku kedepannya, apapun itu pastilah yang terbaik.  Apalagi jika Penguasa Alam mepertemukanku dengannya dalam sebuah majelis yang sama, majelis pernikahan aku dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar