Kejutan
Sholat Eid
Beginilah
nasib orang-orang yang hanya berani mencintai dalam diam, memperhatikan dalam
kesembunyian dan menanam harapan tanpa sebuah kepastian.
Pernahkan
mengalamai hal di atas, iya.. kita tiba-tiba jatuh cinta dengan seseorang yang
bahkan dia tidak mengenali kita, atau bisa jadi dia kenal dengan kita tapi
seolah-olah kita hanya figuran dalam hidupnya, atau dia hanya mengenali abang,
adek, atau hanya mengenal dengan orangtua kita.
Aku
juga mengalaminya, entah apa penyebabnya, aku menaruh hati pada anak laki-laki
yang tinggal di complek. Aku hanya melihatnya sesekali saja, terutama saat ada
acara yang besar, serta melibatkan semua orang, nah aku akan bisa melihatnya
dari jauh saja, menerka-nerka yang mana wajahnya. Dan moment-moment pertemuan
besar itu seperti sekarang, yah saat sholat idul fitri berjamaah di lapangan
bola complek.
Tapi
sudah setahun ini, aku tidak pernah melihatnya lagi, khabar yang kuterima
adalah, ia bekerja di kota Medan, kota besar di sebelah provinsi kami.
Aku
selalu saja memperhatikan rumahnya dari jauh, melihat-lihat adakah ia di sana,
atau hanya sekedar memastikan rumah itu ada penghuninya. Namun, kesia-siaan
yang kudapatkan.
Tapi,
tahun ini selama Ramadhan aku selalu melihat ibunya sholat tarawih di masjid,
aku selalu memperhatikan ibunya, walau aku tidak berani bersalaman dengan
ibunya apalagi bertanya tentang dia.
Ah,
menyiksa sekali perasaan ini, kenapa bersama ibunya aku juga tidak berani ya?
Padahal tidak satu orangpun yang tahu perasaan ini, termasuk ibuku. Tetapi
perasaan aneh ini selalu memiliki harapan yang terlalu tinggi, berharap bersua
dengannya walau hanya dari jauh, berharap bisa berbincang dengannya walau tak
berani bertatap dengannya.
Dan
juga di lebaran kali ini, aku bisa melihatnya berada di shaf depan tempat
sholatku, dengan baju koko cokelatnya, peci putih yang menutupi kepalanya, dan
senyum khas kepada para sahabatnya. Mataku tidak lepas memperhatikannya karena shaf
ku ada paling depan deretan wanita, aku leluasa melihatnya dari sini, walau ia
tidak pernah tahu aku memperhatikannya.
Sungguh,
bagiku inilah lebaran terbaik, saat aku bisa sempurna memperhatikannya dari
sini, walau ia tidak pernah tahu aku memperhatikannya. Karena bagi orang-orang
yang mencinta dalam diam, melihat orang yang ia cintai tersenyum saja hidupnya
kedepan akan jauh lebih baik, karena bayangan senyuman itu akan selalu
menghiasai hari-harinya.
Aku
hanya menunggu takdir Tuhan untuk rencana hidupku kedepannya, apapun itu
pastilah yang terbaik. Apalagi jika
Penguasa Alam mepertemukanku dengannya dalam sebuah majelis yang sama, majelis
pernikahan aku dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar