Pertanyaan Lagi
“Kenapa Nikah sama dia?” Pernah kan kalian nanyain hal ini ke
temen, atau ke kakak atau ke Abang, sanak famili, sepupu, bahkan saudara beda
nasab...
Nah, anehnya gini ni,
kemaren ditodong dengan pertanyaan “kapan nikah” Sekalinya udah nikah
malah ditanya lagi “kenapa sich kamu nikah sama dia?” Dia kan ini..., itu...., bla...
bla...
Biasanya nih yang udah
nikah bakalan ngomong gini, “jodoh... jadi mau gimana lagi?” Jawaban
nyari aman dari buntut pertanyaan.
Terkadang Kalian merasa
heran g? Saya juga kadang heran kenapa bisa gitu ya, orang yang selama
berinteraksi saling bersitegang, bahkan sering salah paham, ujung-ujungnya
berantem dan diem-diemman eh.... endingnya malah duduk di satu pelaminan? Pernah
kan...???
Ada juga yang diem-dieman,
saling g kenal, saling tidak peduli, tapi akhirnya saling tatapan di depan pak
KUA, ada...
Nah yang paling seru itu,
udahlah kenal, saling berinteraksi, diprediksikan berjodoh, eh malah jadi tamu
di acara pernikahan salah satu dari mereka... sakit ya.. buat yang suka
memprediksi jodoh orang lain.
Oke back to pertanyaan, “kenapa kamu nikah?” Jawaban bijak
menurut gue, hasil bertanya kepada kakak-kakak, abang-abang, om, tante, dan
beberapa ustadzah, gini ni jawaban mereka...
“Sudah saatnya dek, jodoh itu sudah
datang, ia sudah bertamu ke rumah, lalu tidak ada alasan untuk menolaknya, atau
menungggu yang lebih baik darinya, atau berharap yang lebih sholeh darinya,
buka mata hati kamu, yakinlah, dia jodohmu, walau kamu belum mengenalnya secara
utuh, tetapi percayalah bahwa kalian akan bisa membangun cinta bersama,
menciptakan surga sendiri, toh nantinya seiring berjalannya waktu, semuanya
akan terbiasa dan membiasa, asalkan kalian punya tujuan yang sama, visi dan
misi berumahtangga yang sama, hanya omong kosong jika yang kalian harapkan
seseorang yang datang itu bisa mengetuk pintu hatimu di awal, itu kurang tepat,
justru kejutan di hati itu akan ada, setelah masa-masa pengesahan itu...”
Saya aja nih, yang
dengerin jawaban dari para suhu tadi, ngangguk-ngangguk takzim dan g berani
ngebantah, biasanya kan aku gitu selagi masih ada celah untuk bertanya, meloby
dan berpendapat aku akan potong pembicaraan itu, but kali ini g ada.. heee aku terdiam.
Mereka juga melanjutkan
nasehatnya.
“terkadang dia yang kita benci malah
Allah takdirkan bersama kita, lalu mau protes ke Allah? Siapa kita, protes atas
ketentuanNya. Atau dia yang kita idam-idamkan malah bersanding dengan sahabat
kita sendiri, lalu menyalahkan sahabat kita? Aduh jangan dong, kudu dido’akan
dan memang itulah jodohnya, nah ada juga yang sehari-harinya bersama saling
berbagi dalam bingkai persahabatan udah kayak saudara sendiri or zone kakak-adek, malah Allah takdirkan
hidup berumahtangga bersama, ada juga.... intinya Jaga dirimu, jaga hatimu,
jaga pandanganmu, dan berdoalah, semoga yang terbaik itu akan menjemputmu,
membawamu menuju JannahNya, bersama dia yang mungkin saat ini kau membencinya,
tetapi bisa jadi surgamu ada di bawah kakinya, jadi jangan terlalu berkeras
hati...”
Gitulah nasehat dari
mereka ke gue kala itu, ah dari pertanyaan “kapan Nikah?” ampe pertanyaan “kenapa
Nikah?” trus besok-besok pertanyaan apalagi nih yang bakalan datang...
Tungguin aja dech...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar