Rabu, 18 Maret 2015

Tantangan OWOP Selasa Malam



Surat Dari Hati Untuk KamuCalon Imam Hidup Uun
Salam..
Dear Calon imam hidupnya uun, kamu apa kabar di sana? Masih betah kah kamu bertahan di ranting-ranting pohon Lauhul Mahfudz, hingga enggan untuk jatuh lalu mencari uun?
Kamu calon imam hidup uun, penantian ini sudah lama dimulai, tapi apakah harus selama itu menanti kamu untuk datang, haruskan  un melewatkan bus-bus yang melaju itu demi menunggu kamu hadir membawa bus kehidupan kita dengan tujuan yang sama? Atau kamu membiarkan kesabaran ini menjelma seperti kesabaran nabi Zakaria dalam menanti seorang anak? Ah, kamu tahu mana mungkin kita bisa menandingi kesabaran Nabi Zakaria yang mulia itu.
Duhai Kamu calon pasangan hidup uun, uun tahu kok, kamu sedang mempersiapkan diri, memantaskan diri, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, mengumpulkan kepingan-kepingan maisyah, berusaha menjadi suami dan calon ayah yang baik, uun tahu itu, tapi apakah selama itu hingga kamu tega melihat hati uun sering kali menyepi, apa kamu tega melihat uun sendiri dalam kehidupan ini?
Teruntuk kamu, calon imam hidup uun, kamu tahukan yang uun tunggu adalah kamu yang mencari pasangan hidup, patner rumah tangga, uun tahu kok kamu bukan mencari “orang rumah” yang hanya bisa menjaga rumahmu, tapi yang kamu cari itu pasangan yang bisa melangkapi hidupmu, mencapai visi mulia hidup kita, bersama membangun mahligai rumahtangga surga yang bahagia.
Duhai calon imam hidup uun, apa yang membuatmu lama menghampiri hati uun, adakah keraguan dihatimu dengan uun, atau masih belum pantaskah uun menjadi pasangan hidupmu?
Kamu calon imam hidupnya uun, namamu memang rahasia bahkan un tak tahu siapa kamu, tapi uun yakin kalau kamu pasti ada di masa depan uun. Uun tak pernah lupa dan absen menyebut namamu dalam untaian do’a-do’a indah uun, uun sering kok mengikhlaskan rindu yang seringkali muncul  ini kepada yang empunya.  Uun selelu curhat pada Allah memintamu segera datang lalu menghampiri hati uun untuk melangkah ke syurga, kamu harus tahu bahwa disepertiga malam sering kali kamu uun pinta kepada Pemilik Alam ini.
Kamu, calon nakhoda kapal Rumahtangganya uun, un yakin kita punya niat yang sama, berusaha menyempurnakan separuh agama, berusaha mencapai berkah dalam segala proses yang akan kita lalui, menjadikan syariat Islam yng kita pahami dalam setiap tahap-tahap yang akan dilewati. Menjadikan rumah tangga ini bukan hanya sekedar pelengkap kehidupan, tapi menjadikan rumahtangga yang barokah, tauladan untuk sekitar, bukan sekedar pelepas tanya masyarakat bahwa kita sudah menikah tapi malah hilang dari peredaran.
Duhai kamu calon imam hidupnya uun, segeralah datang ketika kamu sudah siap, tak perlu dengan kuda putih atau mobil mewah, cukup hadir dengan sederhana, melangkah dengan keyakinan yang kuat, dan niatan yang bulat untuk membawa uun dan menjadikan uun pasangan hidup kamu. Bukankah dengan bersama semuanya bisa kita raih perlahan-lahan.
((kamu, calon imam hidup uun, uun selalu menunggu kamu hadir))



2 komentar:

  1. Ungkapan hati, un . Duh, semoga calon imam nya uun baca deh :)

    BalasHapus
  2. ha ha ha ha ha ha h deby mah giutuh.... (bisa jadi dia g hoby nulis deb)

    BalasHapus