Surat
Dari Hati Untuk KamuCalon Imam Hidup Uun
Salam..
Dear
Calon imam hidupnya uun, kamu apa kabar di sana? Masih betah kah kamu bertahan
di ranting-ranting pohon Lauhul Mahfudz, hingga enggan untuk jatuh lalu mencari
uun?
Kamu
calon imam hidup uun, penantian ini sudah lama dimulai, tapi apakah harus selama
itu menanti kamu untuk datang, haruskan
un melewatkan bus-bus yang melaju itu demi menunggu kamu hadir membawa
bus kehidupan kita dengan tujuan yang sama? Atau kamu membiarkan kesabaran ini
menjelma seperti kesabaran nabi Zakaria dalam menanti seorang anak? Ah, kamu
tahu mana mungkin kita bisa menandingi kesabaran Nabi Zakaria yang mulia itu.
Duhai
Kamu calon pasangan hidup uun, uun tahu kok, kamu sedang mempersiapkan diri,
memantaskan diri, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, mengumpulkan
kepingan-kepingan maisyah, berusaha menjadi suami dan calon ayah yang baik, uun
tahu itu, tapi apakah selama itu hingga kamu tega melihat hati uun sering kali
menyepi, apa kamu tega melihat uun sendiri dalam kehidupan ini?
Teruntuk
kamu, calon imam hidup uun, kamu tahukan yang uun tunggu adalah kamu yang
mencari pasangan hidup, patner rumah tangga, uun tahu kok kamu bukan mencari “orang
rumah” yang hanya bisa menjaga rumahmu, tapi yang kamu cari itu pasangan yang
bisa melangkapi hidupmu, mencapai visi mulia hidup kita, bersama membangun mahligai
rumahtangga surga yang bahagia.
Duhai
calon imam hidup uun, apa yang membuatmu lama menghampiri hati uun, adakah
keraguan dihatimu dengan uun, atau masih belum pantaskah uun menjadi pasangan
hidupmu?
Kamu
calon imam hidupnya uun, namamu memang rahasia bahkan un tak tahu siapa kamu,
tapi uun yakin kalau kamu pasti ada di masa depan uun. Uun tak pernah lupa dan
absen menyebut namamu dalam untaian do’a-do’a indah uun, uun sering kok mengikhlaskan
rindu yang seringkali muncul ini kepada
yang empunya. Uun selelu curhat pada
Allah memintamu segera datang lalu menghampiri hati uun untuk melangkah ke
syurga, kamu harus tahu bahwa disepertiga malam sering kali kamu uun pinta
kepada Pemilik Alam ini.
Kamu,
calon nakhoda kapal Rumahtangganya uun, un yakin kita punya niat yang sama,
berusaha menyempurnakan separuh agama, berusaha mencapai berkah dalam segala
proses yang akan kita lalui, menjadikan syariat Islam yng kita pahami dalam
setiap tahap-tahap yang akan dilewati. Menjadikan rumah tangga ini bukan hanya
sekedar pelengkap kehidupan, tapi menjadikan rumahtangga yang barokah, tauladan
untuk sekitar, bukan sekedar pelepas tanya masyarakat bahwa kita sudah menikah
tapi malah hilang dari peredaran.
Duhai
kamu calon imam hidupnya uun, segeralah datang ketika kamu sudah siap, tak
perlu dengan kuda putih atau mobil mewah, cukup hadir dengan sederhana,
melangkah dengan keyakinan yang kuat, dan niatan yang bulat untuk membawa uun
dan menjadikan uun pasangan hidup kamu. Bukankah dengan bersama semuanya bisa
kita raih perlahan-lahan.
((kamu,
calon imam hidup uun, uun selalu menunggu kamu hadir))
Ungkapan hati, un . Duh, semoga calon imam nya uun baca deh :)
BalasHapusha ha ha ha ha ha h deby mah giutuh.... (bisa jadi dia g hoby nulis deb)
BalasHapus