Do’a
Sederhana Penghafal Qur’an
“Ustdzah, sini dulu
ustadzah....” aku terkejut baru saja aku keluar dari
ruangan pustaka, Wiyah, Afifah dan Halimah menarik tanganku, mereka memaksaku
duduk bersama mereka melingkar di ruang tengah, aih entah apa ulah genk ku hari
ini.
“kenapa wiyah? Ustadzah mau ke
kantin ni...” akhirnya aku mengeluarkan kata-kata.
Lihatlah,
wajah-wajah lucu plus licik mereka, penuh misteri dan sesuatu yang tak pernah kita
bayangkan, hingga akhirnya Wiyah si ketua genk angkat biacara, dengan gaya
berbisik dan emua kepala kami menunduk, aku pun ikut wiyah berkata.
“gini ustdzah, tadi kan
hi hi hi” inilah kelebihan murid satu ni, belum selesai apa
yang ia ceritakan tawanya sudah keluar.
“tadi subuh setelah
sholat, Wiyah sengaja doa’in ustadzah Mela supaya Allah jodohin dengan Ustadz Rio,
buanyak-buanyak Wiyah doa kan ustadzah...” Wiyah semangat
bercerita
Tu
kan, sudah ku katakan entah apa yang mereka pikirkan, ada-ada saja berita aneh
yang mengisi setiap pagi nya, dan khusus hari ini aku memang terkejut sembari
tertawa, kok bisa anak-anak kecil para penghafal qur’an ini berfikir seperti
itu, dan tawaku belum juga berhenti.
“Halimah juga ustadzah,
kata abi didoakan saja manatau jodoh, jadi kami doakan tadi pagi ustadzah, ya
kan kk?” dan Halimah
anggota yang baru kelas dua SD itu pun angkat bicara genk kesayanganku itu termasuk
anak yang jarang bicara loh, tapi kali ini semangat sekali mereka bercerita
seolah mereka butuh partner pemersatu doa-doa mereka.
“iya ustdzah Afifah juga do’a
berdua adek tadi subuh, nantik duha kami doakan lagi lah”
Afifah sang kakak dari Halimahpun ikut bercerita.
Ya
Allah, sedikitpun aku tak pernah mengajarkan hal seperti ini kepada mereka, apa
impian mereka terlarang untuk melihat ustadz dan ustadzahnya bersatu, atau
mungkin aku harus menanamkan pemahaman yang baik kepada mereka atauuuu
“Asslamualaikum...!!”
tetiba di pintu depan ustadzah Mela datang dan langsung nimbrung ke lingkaran
kami, mukanya penuh selidik dan curiga.
“hayo... lagi ngomongin ustdzah
ya....” ustadzah Mela sepertinya mencium aroma namanya dipercakapan
kami.
Baru
akau akan mengeluarkan kata-kata, Wiyah menarik tanganku dan sontak berdiri
menutup mulutku dan ini membuat k Mela sangat curiga, hingga jiwa anak-anaknya
keluar
“apa ni, eeee apa ni,,, kan Wiyah
and the gank gitu,,, kan kan,,, merajuk ustadzah ni....”
k Me kalau sudah bersama anak-anak sifatnya udah sama ajah.
“eeee, ya ya ustdzah Wiyah ceritain
ya... tunggu ya,,,,” ya ampun, Wiyah lucunya kalau lagi
terdesak gitu.
“jadi ustadzah Mela... Subuh
tadi... Wiyah, halimah dan afifah... mendoakan ustdzah Mela menikah dengan...”.
mereka membuat coor kompak
“USTADZ
RIO....” Ya Allah, anak-anak ini....
“G MAU...... ish jangan lah....
gank... jangan ustadz Rio lah.... mohon ustdzah ha.... ya.... jangan ya....”
k Me menaruh muka kecewa dan penolakan keras atas do’a anak-anak, lihatlah
wajah merajuknya yang lucu, predikat ustadzahpun luntur seketika saat ia
kembali ke sifat anak-anaknya.
“tapi kami suka, kami mau ustadzah
Mela dan Ustadz Rio menikah tahun ini ya Allah...”
dengarlah do’a Wiyah untaian kata yang lahir dari lubuk hatinya nan penuh
keikhlasan.
Aku
membisikkan sesuatu di telinga k Me
“kk, apa salahnya sama ustadz Rio? Pun
anak-anak suka dan setuju, g baik menolak do’a para penghafal qur’an kk”
Sontak
wajah k Me berubah, rautnya serius sangat serius pun anak-anak terdiam seketika
melihat wajah k Me, dan ia pun berlalu di antara kami menuju ruangannya dan,
“BRAKK”
Pintu
itu ditutup dengan kerasnya membuatku dan Wiyah, Afifah serta Halimah terkejut,
termasuk Ustdz Rio yang baru datang
“eh kenapa Wiyah?”
ustadz Rio bertanya kepada Wiyah yang sudah terdiam membisu
Perlahan
Wiyah Afifah dan Halimahpun putar badan, mengambil tas dan menuju ruangan
pustaka, lunglai langkah kaki mereka, dan aku hanya bisa menyaksikan mereka
berlalu tanpa kata. Karena tak ada kata yang bisa kugunakan untuk menghibur
mereka, sedang hatikupun merasakan hal yang sama dengan mereka.
Akupun
hendak berlalu menuju kantin, tapi di jegat oleh ustdz Rio
“anak-anak kenapa ustadzah? Kok Wiyah
and the gank lesu dan g ceria pun mereka g biasa diam gituh?”
tanya ustadz Rio singkat.
Ok
baiklah ini saatnya aku yang memberikan penjelasan
“gini ustadz Rio, tadi Wiyah n the
gank cerita dengan saya, katanya mereka mendo’akan ustadzah Mela dan ustadz Rio
menikah”
“APA??”
Ustadz Rio menyela kata-kataku, sedangkan aku terdiam mendengar kata yang
keluar dari mulutnya.
“nah, saya lanjutkan ya ustadz, dan
do’a mereka itu rajin mereka minta sama Allah setiap selesai sholat termasuk
sholat duha, daaan tiba-tiba ustadzah Mela datang dan mendengar langsung do’a
itu, beliau terdiam dan menutup pintu dengan keras, dan seketika itulah Wiyah
and the gank terdiam lalu balik arah ke pustaka.”
“astagfirullah...”
ucap ustadz Rio lirih.
Ustadz
Rio menuju pustaka melobi anak-anak bertiga itu walau agak lama tetapi ustadz
Rio berhasil membawa mereka ke ruangan
ustadzah Mela, aku hanya diam meihatnya karena aku tidak diajak tetapi aku
hanya menyaksikan kejadian ini, tiga kali mereka mengetuk pintu ruangan ustadzah
Mela yang akhirnya dibuka juga.
Semua
berdiri di depan pintu, termasuk ustadzah Mela yang masih dengan wajah
kecewanya.
“ustadzah Mela, tidak baik menolak
do’a anak-anak ini, kan mereka gank kita?” ustadz Rio
membuka percakapan di depan ruangan itu. Sementara Wiyah Afifah dan halimah
masih diam membisu.
“ustadzah kan tahu, anak-anak kita
ini anak yang baik, penghafal alqur’an dan rajin beribadah, nah apa salahnya
mereka mendo’akan usatadzah Mela menikah dengan saya? Kan tidak ada yang salah?”
ya
ampuuun ustadz Rio pede mengeluarkan kata-kata ini, aku yng melihat di sudut
ruangan tersenyum sendiri.
“SALAH...”
Jawab ustadzah Mela dengan nada Marah
“ok kalau ustadzah Mela merasa ini
salah, baiklah maka dengan ini...” Lihat Ustadz Rio mulai
mensejajrkan tingginya dengan anak-anak ia setengah berlutut di depan pintu
ruangan ustadzah Mela, kami semua heran dengan kejadian ini termasuk aku yang
terperangah sendiri di sudut ruangan.
“MAU
KAH USTADZAH MELA MENJADI ISTRI SAYA?” Kalimat itu
meluncur dari mulut ustadz Rio,
“YE.... MAU... MAU....MAU aja
ustadzah Mela...”
wajah ceria Wiyah Afifah dan Halimah kembali ceria tapi tidak dengan
ustadzah Mela, ia tersenyum lalu
“BRUK”
Ustadzah
Mela kembali menutup pintunya dan kali ini membuat ustadz Rio terjatuh dan
anak-anakpun ikut terjatuh, dan aku hanya bisa tertawa di sudut ruangan.
Haha... Jadi akhirnya kak?
BalasHapusitu akhirnya dek...
Hapus