Senin, 09 Februari 2015

Pergilah Dan....



Pergilah Dan...
Perjalanan kali ini kulalui dengan hati yang sesak, penuh debar-debar aneh dan deraian air mata, tak ku sangka sungguh sangat tak kusangka. Di Kereta ini....
“Pergilah dan, bawa semua luka itu di sini hanya aknmenambah luka dan, idan  tak kan pernah sanggup menghadapinya”
Aku memutuskan pergi menjauhi mereka, semua terasa sia-sia, yang kuperjuangkan yang kutunggu dan yang kuharapkan telah hilang, musnah dan hancur berkeping-keping. Rasanya aku ingin memanggil Izroil saja membawaku pergi dari dunia yang fana ini.
“uni sudah mengingatkan idan kan, idan saja yang terlalu menaruh hati pada wanita itu, dia tak pantas sedikitpun menjadi pendamping hidup idan, tapi... uni masih menghargai keputusan idan untuk menunggunya, nyata dan, nyatanya... dia menikah dengan sahabat karib idan sendiri, sahabat yang idan sayang lebih dari uni, sahabat yang telah berhasil menusuk idan dari belakang. Uni  tak pernah ikhlas atas apa yang ia perbuat terhadap idan, tapi uni enggan mengabarkannya kepada idan, agar kuliah master idan  di negeri sebrang itu berjalan lancar tanpa gangguan dan.. tapi idan pulang tanpa kabar dan semuanya sudah terjadi. Maka pergilah dan, uni  mohon dan.... pergilah,,,,”
Uni Anik kk sulungku berusaha menguatkanku untuk tetap tegar menghadapi ini semua. Dia memang sudah menasehatiku di awal-awal untuk tidak berjanji pada Mira, dan tidak menitipkan pesan kepada Ari agar menjaga Mira, tapi semuanya pengkhianat... semuanya munafik... Kata-kata Uni Anik hari itu benar adanya.
Aku memutuskan pergi, kembali ke negeri sebrang, kali ini aku memang tak ingin pulang... luka itu terlalu sakit, sungguh aku tidak ingin kembali lagi, dan aku hanya menyisakan uni yang menatapku penuh haru, air matanya yang perlahan jatuh membuat benteng ketegaranku hilang. Uni yang selama ini nasehatnya selalu kuabaikan, uni yang selama ini selalu membela dan melindungiku....
Maafkan idan uni, untuk kali ini idan akan mengikuti nasehat uni, idan sudah terlalu sering membuat uni menangis dari dulu... Biarkan idan pergi uni, ini terlalu sakit uni, sungguh terlalu sakit.
Dari Jauh kucoba tetap berusaha dekat
Menitipkanmu pada dia yang kurasa amanat
Namun sayang beribu sayang, rupanya menggunting dalam lipatan nyata ada dalam hidupku.
(lost inspiration)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar