Rabu, 04 Februari 2015

Mawar Jurang

MAWAR JURANG
Uni Lilis

Sore yang gerimis itu, Meta baru pulang dari rapat organisasinya, ia menaiki oplet berwarna hijau tua menuju kos-kosannya yang tidak jauh dari Kampus.
"kiri da,,,," ucapnya kepada abang oplet di kota Padang itu
Meta berjalan santai sambil sesekali tersenyum menyapa warga yang berpapasan dengannya, sepanjang jalan ia teringat kabar dari sahabat SMA nya di kota bertuah Pekanbaru, ukhti Ami
Malam tadi Ami menelfon dan berdiskusi tentang sesuatu, berikut kutipannya
"Kenapa ya Ta, kebanyakan kader-kader atau orang-orang penting di kampus ini yang kalau kita lihat sepak terjangnya, ibadahnya, bahkan kematangan tarbiyahnya sangat bagus,,, bahkan kita terkagum-kagum melihatnya, eh ketika terbentur urusan Wanita semuanya pada melempem kayak kerupuk yang masuk angin" Ami menceritakan dengan gayanya yang diplomatis, Meta disebrang sana pun heran, tumben Ami ceritanya malam ini terkait itu, apa karena kami udah selesai skripsi ya makanya fenomena yang lahir berbeda? pikir Meta dalam hati
"Emang di Pekanbaru ada masalah Mi?" tanya Meta menelisik
"iya ta, mereka yang kita sebut pemimpin-pemimpin yang tangguh tu, bisa luluh dan luntur ketangguhannya hanya karena nge tag in akhwat buat jd istrinya, seolah-ola ni ya, guru ngajinya g bisa nyariin calon istri buat dia, atau dia takut yang dipilihkan g sesuai kriteria dia, maka mulailah ia menge tag seorang akhwat, Ami rasa sich kalau akhwat tangguh g mudah juga tu di tag tag in ama orang keg gitu, tapi g tau juga ya kalau yang di tag in ternyata punya harapan yang sama sama tu orang" kali ini curhat Ami sedikit menggebu-gebu
Meta di sebrang sana pun menimpali
"Mi, Ta rasa Mi mereka berdua sama saja mi, seolah mereka takut g kebagian jodoh, atau ni ya kalau akhwatnya merasa bangga bangetz dapet orang, eh orang tu kita sebut ikhwan aja mi, dapet ikhwan yang terkenal dan sholeh,,, tapi sayang nya mereka terlalu berani buat mentakdirkan sesuatu, mereka lupa dengan tujuan awal dakwah ini untuk apa, mereka hanya terbawa nafsu belaka yang orientasinya hanya duniawi..." Meta menjelaskan
"iya Ta, ami pun jadi malez ngadepin ikhwan yang keg gitu, takut kali,,, atau... ah pusing Ami ta.."
metapun tertawa mendengar keluhan Ami.
"Biar ajalah mi, kita yakini saja bahwa Laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik dan laki-laki yang TIDAK BAIK untuk wanita yang Tidak Baik jugah.. jadi kalau tu ikhwan nyari yang cantik, enak dipandang mata kulitnya mulus, kita suruh aja dia nikah sama boneka Berbi. Tapi kalau orientasinya mencari mujahidah tangguh yang bisa menjaga keluarganya menikah untuk dakwah dan masa depan dakwah maka kita doakan saja semoga ikhwan bisa mendapatkan bunga mawar di tepi jurang itu..." Meta menjelaskan secara serius
Ami sedikit bingung
"Bunga mawar di tepi jurang? maksudnya apa Ta?"
meta menghela nafas dalam
"Bunga mawar itu kan indah mi, sangat indah merekah dan beduri sebagai penjaganya, kebanyak kalau ia tumbuh di taman ia akan mudah dipetik oleh laki-laki sembarangan yang hanya mementingkan kecantikan belaka bahkan memetiknyapun tak butuh usaha yang susah payah, tinggal hampiri petik dan g suka buang...
Tapi Jadilah bunga mawar di tepi jurang yang HANYA LAKI-LAKI PEMBERANI DAN TANGGUH yang mau berusaha memetiknya karena taruhannya adalah NYAWA, dan sesuatu yang susah payah didapat tadi akan dijaganya sampai kapan pun, karena ia tahu MENDAPATKANNYA SUSAH....
Ami terdiam
 Meta pun sampai ke pintu Rumahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar